Kenali dan Atasi Infeksi Telinga



Empat dari lima anak pernah terkena infeksi di telinga. Bagaimana cara mengatasinya?
Sudah beberapa hari Dewi merasa gundah. Bukan karena setumpuk pekerjaan di kantor yang mengganggunya. Juga bukan karena pembantunya yang baru saja memecahkan koleksi keramik Cinanya. Tapi, gara-garanya adalah, Nafla.
Anaknya itu beberapa hari ini rewel terus. Awalnya, Dewi mengira Nafla cuma ingin bermanja-manja belaka. Belakangan dia sadar ada yang aneh di telinga Nafla.
Anak semata wayang itu sering cuek bila dipanggil. Demam pun merayapi sekujur tubuh mungilnya. Nangisnya pun kerap terjadi. Dan puncaknya, keluar cairan yang berbau tak sedap dari telinga.
Si kecil rupanya sedang dapat tamu tak diundang, yakni bakteri penyebab infeksi telinga.Hampir saja Dewi panik setengah mati. Untung saja, dokter menasehatinya.
Infeksi telinga memang tak aneh terjadi. Penyakit sepele ini kerap terjadi ketika musim hujan atau musim dingin tiba. Menurut para dokter di Amerika Serikat, sedikitnya 80 persen bayi dan anak berumur bawah tiga tahun (batita) pernah terserang penyakit ini.Penyebatnya adalah bakteri yang masuk ke rongga telinga, saat anak berenang, keramas atau mandi.

Bagaimana Kuman Menyerang ?
Kebanyakan infeksi telinga pada anak menyebabkan radang di bagian tengah rongga telinga. Saat serangan kuman mulai terjadi, cairan menekan daerah ini, juga gendang telinga. Inilah yang menyebabkan bengkak dan peradangan.
Rasa nyerinya seperti ditusuk-tusuk. Tekanan yang begitu hebat kadang membuat gendang telinga menjadi pecah, sehingga mengeluarkan cairan yang meleleh keluar telinga.Gendang telinga yang pecah ini, umumnya bisa sembuh seperti sedia kala, tapi ada baiknya diperiksakan ke dokter.
Infeksi telinga umumnya lebih banyak menyerang pada anak-anak ketimbang orang dewasa. Soalnya, pada anak-anak rongga telinga lebih pendek. Jadi, bakteri lebih mudah masuk dan berbiak di tempat yang di tengah rongga telinga.

Bagaimana Mengatasinya ?
Pertama, kurangi rasa sakitnya. Berikan anak Anda parasetamol sesuai dosis. Lalu, periksakan ke dokter spesialis THT

Perlukah Antibiotik? 
Banyak dokter yakin bahwa antibiotik tidak terlalu diperlukan untuk menyembuhkan infeksi telinga. Tetapi, bila anak Anda diberi antibiotik, maka obat tersebut harus diminum sampai habis, meskipun anak sudah sehat kembali. Karena mungkin, antibiotik itu baru melumpuhkan bakteri-bakteri yang lemah, sedang yang kuat belum benar-benar mati dan bisa bangkit kembali.

Dapatkah Dia Mendengar?
Infeksi telinga seringkali membuat pendengaran anak terganggu. Jika itu terjadi buru-buru segera bawa ke dokter. Berikut ini fitur-fitur telinga anak terganggu:
  1. Anak selalu memasang muka serius berusaha membaca gerak bibir Anda, bila dia Anda ajak bicara.
  2. Saat nonton teve, dia duduk lebih dekat teve dari biasanya, atau suara tevenya lebih nyaring dari hari-hari biasa.
  3. Dia cuek, saat Anda mengajak bicara dari sisi yang tak ia lihat.
  4. Saat belajar sulit konsentrasi.

Akankah Infeksi Berlanjut? 
Kabar baik, ketika anak tumbuh semakin besar, maka infeksi telinga pun menurun. Saat anak mulai bersekolah, maka telinga pun berkembang menjadi tak nyaman bagi kuman.

Mengurangi Rasa Nyeri
  1. Berikan parasetamol untuk menurunkan demam dan meredakan rasa sakit.
  2. Buatlah anak merasa nyaman dengan melepas baju untuk mengurangi tingginya suhu badan. Sekalah dia dengan air suam-suam kuku, lalu biarkan air di kulitnya mengering sendiri.
  3. Masukkan air hangat ke botol dan bungkus dengan handuk. Letakan gulungan handuk itu di dekat pipi dan telinga. Handuk hangat ini akan berguna mengurangi rasa sakit.
Jika infeksi telinga pada anak Anda sering kumat karena alergi, pemberian minyak ikan bisa mengurangi bengkak di telinga sekaligus meningkatkan kekebalan tubuh. Vitamin C juga membantu membuat tubuh lebih tahan dari serbuan kuman.
Jika telinga anak sedang terinfeksi, anak jangan sekali-kali diajak berenang. Juga hindari mencuci rambut. Sedikit cipratan air bisa membuat infeksinya makin parah.
Sumber ( http://www.anakku.net )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar